Dinas Lingkungan Hidup Bontang Dorong Pembentukan Bank Sampah di Semua Sektor

Dinas Lingkungan Hidup Bontang

Chakpedia Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang semakin konsisten memperkuat gerakan bank sampah di seluruh lapisan masyarakat. Ini bukan hanya sekadar program kebersihan, melainkan bagian dari strategi komprehensif untuk menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi sampah di tingkat lokal.

Bank Sampah sebagai Sumber Nilai Ekonomi dan Kesadaran Lingkungan

Bank sampah menjadi salah satu formulasi solusi nyata: sampah yang sebelumnya dipandang sebagai beban bisa diolah dan dikonversi menjadi aset. Masyarakat diimbau untuk memilah sampah sejak awal agar sebagian besar, terutama jenis anorganik, bisa dikelola ulang. Dengan begitu, volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) bisa ditekan secara signifikan.

Bacaan Lainnya

DLH Bontang memahami bahwa peran bank sampah lebih dari sekadar pengumpulan sampah: ini adalah gerakan untuk membangun kesadaran kolektif dan menciptakan nilai ekonomi bagi masyarakat. Setiap warga bisa menjadi “nasabah sampah”, menyetorkan sampah yang telah dipilah, dan mendapatkan imbalan.

Komitmen DLH dalam Mengembangkan Bank Sampah

Berdasarkan data resmi produksi sampah harian di Bontang mencapai angka yang mengkhawatirkan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bontang Heru Triatmojo, menyebutkan bahwa sekitar 160 ton per hari, dimana sekitar 18 persen berasal dari sampah plastik.

Menjawab tantangan tersebut DLH Bontang aktif mendorong pendirian bank sampah mulai dari tingkat RT, kelurahan, hingga komunitas. Jumlah unit bank sampah yang aktif terus bertambah di setiap harinya dibandingkan beberapa tahun lalu.

Tidak hanya itu, DLH Bontang juga menyelenggarakan pelatihan daur ulang untuk komunitas bank sampah. Melalui pelatihan ini, sampah baik organik maupun anorganik akan diolah menjadi kerajinan, seperti barang seni dari barang bekas. Langkah ini menjadi langkah baik dimana sekaligus mendukung target pengurangan sampah.

Tantangan yang Masih Dihadapi

Meski gairah pembentukan bank sampah tinggi, DLH Bontang juga menghadapi hambatan. Salah satu masalah yang muncul adalah kesalahan persepsi dan kepercayaan masyarakat terhadap program sampah. Ada kekhawatiran pada sebagian warga mengenai pengelolaan sampah dan transparansi pendanaan program.

Selain itu, kestabilan operasional bank sampah juga dipengaruhi oleh konsistensi perilaku warga dalam memilah sampah. Tanpa kesadaran jangka panjang, inisiatif bank sampah berpotensi menjadi kurang optimal.

Strategi Edukasi dan Pemberdayaan

DLH Bontang menyadari bahwa edukasi adalah kunci untuk keberlanjutan. Melalui pelatihan daur ulang, sosialisasi ke sekolah-sekolah, serta kolaborasi dengan lembaga dan komunitas lokal, DLH membangun kapasitas masyarakat untuk mau dan mampu mengelola sampah dengan lebih bijaksana.

Program penghijauan “GESIT” yang diluncurkan DLH juga menjadi bagian dari sinergi lingkungan lebih luas: selain pengurangan sampah, gerakan ini turut memperkuat penghijauan kota dan meningkatkan kualitas lingkungan secara menyeluruh.

Dampak Sosial dan Lingkungan dari Bank Sampah

  1. Lingkungan: Dengan memilah dan mendaur ulang, tekanan pada TPA berkurang, sehingga memperpanjang umur layanan pembuangan akhir dan mengurangi polusi lokal.
  2. Ekonomi: Bank sampah memberi peluang masyarakat untuk menghasilkan pendapatan dari sampah yang mereka miliki meningkatkan kesejahteraan sekaligus mengubah sudut pandang masyarakat terhadap sampah.
  3. Sosial: Partisipasi warga dalam bank sampah mempererat ikatan komunitas. Pengurus RT atau RW yang aktif membentuk bank sampah bisa menjadi agen perubahan lokal, mendorong kesadaran bersama tentang pentingnya kebersihan lingkungan.

Menuju Kota Bontang Berkelanjutan

Visi DLH Bontang untuk memperluas bank sampah di semua sektor bukan hanya inisiatif administratif, melainkan langkah strategis untuk menciptakan gaya hidup lingkungan yang lebih berkelanjutan. Jika lebih banyak kelurahan, RT, sekolah, dan komunitas usaha terlibat, potensi transformasi Bontang menjadi kota ramah lingkungan sangat terbuka.

Ke depannya, keberhasilan gerakan ini akan sangat bergantung pada kerjasama lintas sektor: pemerintah, masyarakat, dan pelaku swasta. Dengan dukungan penuh dari DLH dan komitmen partisipatif masyarakat, bank sampah bisa terus tumbuh sebagai instrumen nyata pengelolaan sampah dan pemberdayaan lokal.

Secara keseluruhan, dorongan DLH Bontang untuk membangun bank sampah di mana-mana adalah bagian dari komitmen jangka panjang: menciptakan Bontang yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga generasi mendatang.

Pos terkait