Chakpedia – Kasus mengejutkan terjadi di SMAN 1 Mempawah, Kalimantan Barat, di mana 115 siswa gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 akibat kelalaian dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Peristiwa ini menimbulkan kekecewaan mendalam bagi siswa dan orang tua yang telah mempersiapkan diri untuk seleksi masuk perguruan tinggi tersebut.
Pentingnya PDSS dalam SNBP
PDSS adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menyimpan data nilai dan prestasi siswa selama masa sekolah. Data ini akan menjadi acuan utama dalam proses seleksi SNBP, jalur masuk perguruan tinggi tanpa tes yang hanya mengandalkan rekam jejak akademik siswa. Oleh karena itu, keakuratan dan ketepatan waktu dalam pengisian PDSS sangat krusial.
Kronologi Kejadian
Menurut informasi yang diperoleh, kelalaian terjadi pada tahap finalisasi data di portal Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB). Pihak sekolah terlambat melakukan finalisasi data beberapa siswa hingga batas waktu yang telah ditetapkan. Akibatnya, sistem secara otomatis menutup akses, dan nama-nama siswa tersebut tidak terdaftar dalam PDSS. Hal ini menyebabkan para siswa kehilangan kesempatan untuk mengikuti SNBP 2025.
Reaksi Siswa dan Orang Tua
Kejadian ini memicu protes dari ratusan siswa dan orang tua. Mereka merasa bahwa masa depan pendidikan anak-anak mereka terancam akibat kesalahan administratif yang seharusnya dapat dihindari. Beberapa siswa menyatakan kekecewaannya karena telah belajar keras dan berharap bisa masuk universitas favorit melalui jalur SNBP.
Tanggapan Pihak Sekolah
Kepala SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi, mengakui adanya kelalaian dalam proses pengisian PDSS dan menyampaikan permohonan maaf kepada siswa dan orang tua. Beliau menerangkan bahwa terjadi keterlambatan dalam finalisasi data beberapa siswa, dan ketika waktu habis, sistem otomatis menutup akses sehingga tidak bisa difinalisasi. Pihak sekolah telah berusaha menghubungi panitia pusat untuk mencari solusi, namun akses finalisasi tidak dapat dibuka kembali.
Sanksi dan Evaluasi
Menanggapi kejadian ini, Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi disiplin terhadap guru atau operator yang terbukti lalai dalam proses pengisian PDSS. Beliau berharap langkah tegas ini dapat menjadi pembelajaran bagi sekolah-sekolah lain agar lebih cermat dalam mengelola data akademik siswa, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
Alternatif Bagi Siswa Terdampak
Meskipun gagal mengikuti SNBP, siswa yang terdampak masih memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau jalur mandiri yang disediakan oleh masing-masing perguruan tinggi. Pihak sekolah berjanji akan memberikan pendampingan ekstra bagi siswa agar mereka lebih siap menghadapi SNBT dan tetap dapat meraih impian mereka di perguruan tinggi.
Pelajaran yang Dapat Diambil
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi dunia pendidikan, khususnya dalam hal pentingnya ketelitian dan kedisiplinan dalam pengelolaan data akademik siswa. Kesalahan administratif yang tampak sepele dapat berdampak besar pada masa depan siswa. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengawasan yang lebih ketat dan profesionalisme tinggi dari pihak sekolah dalam menjalankan tugas-tugas administratif.
Kesimpulan
Kelalaian dalam pengisian PDSS di SMAN 1 Mempawah yang menyebabkan 115 siswa gagal mengikuti SNBP 2025 merupakan peringatan bagi semua pihak terkait pentingnya manajemen data yang baik dalam dunia pendidikan. Diharapkan kejadian ini tidak terulang dan menjadi momentum untuk perbaikan sistem administrasi di sekolah-sekolah lain.